Friday 4 November 2016

Ganja Varian Hibrida Ditemukan di Aceh

Foto : Isfari Hikmat/detikcom

Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan kembali ladang ganja yang berada di kawasan Lamteuba, Aceh Besar. Ganja yang ditemukan termasuk varian hibrida atau kualitas unggulan. 

Jenis ganja varian hibrida memang jarang ditemukan di Indonesia. Kasubdit Narkotika Alami BNN Kombes Pol Anggoro Sukartono meyakini bahwa ganja yang ditemukan 90% jenis Hibrida walaupun masih di uji lab, ia pun bingung bagaimana bisa ganja varian ini bisa masuk ke tanah Aceh, apakah di datangkan dari luar atau petani sudah mengalami kemajuan bisa membudidayakan varian ini.

Bukan tanpa alasan Anggoro meyakini bahwa ganja ini varian hibrida walaupun belum di uji lab, ia meyakini karena tanaman ganja ini di panen lebih awal. 

Ganja Hibrida ini bisa di panen ketika tingginya sudah mencapai 1,5 meter dan berusia 1 sampai 2 bulan. Sedangkan tanaman ganja dengan kualitas biasa bisa di panen kalo tingginya sudah mencapai 3 meter lebih dan sudah berusia 3 bulan.

Temuan ladang ganja di Lamteuba oleh BNN ini ternasuk unik karena di duga sengaja ditanam melihat pagar dan jarak tanaman yang begitu rapi, dan BNN menduga kalau ladang ini dikelola dengan cara yang profesional. Karena diperhitungkan dengan segi keuntungan, ganja ini bisa dipanen dan dijual lebih awal. "sudah dipanen. Diduga satu kali panen" ujar Anggoro.

Luas ladang diperkirakan mencapai 4 hektar. Dengan luas sebesar itu tanaman yang ditemukan semua dengan jenis yang sama, satu varian. Selain dikelilingi pagar, tanaman juga bersih dari rumput ilalang.

Daun ganja lebih ramping, bunganya warna putih dan mempunyai white widow. Permukaan daun terasa kesat, dan memeliki getah yang kuat. 

Ganja jenis ini kualitas nomor satu di Dunia dan harganya terbilang cukup mahal, satu ons bisa mencapai Rp. 1 Juta. Dan jenis Hibrida bisa tumbuh lebih cepat dari kualitas yang biasa.

Kandungan kadar THC (Tetra Hydro Cannabinol) tinggi membuat ganja ini paling di cari di pasar Internasional. Diduga tanaman jenis ini ditanam karena gencarnya perang BNN terhadap tanaman ganja.

"Jenis ini memang cocok di masa kucing-kucingan seperti ini" ujarnnya. Masyarakat di Aceh harus paham kalau menanam ganja itu sangat dilarang. 

Tanah Lamteuba, Aceh besar sangat subur untuk menanam tanaman, tapi para penduduk malah suka bertanam ganja dari pada jenis yang lain. Pihak BNN pun tidak lelah untuk menyapu bersih daerah ini dari tanaman ganja. 

Sumber Artikel : detikcom

BACA JUGA :

No comments:

Post a Comment